Menghitung HPP yang benar

bisnis keuangan

Ada yang pernah merasakan kalau berbisnis produksi tidak menghasilkan apa-apa?

omset besar tapi keuntungan sedikit, nihil bahkan minus?

kayaknya penyakitnya sama nih dengan saya yang dulu. selalu saja berkutat dengan masalah yang sama. padahal solusinya sangat gampang.

yang pertama harus dilakukan adalah menghitung variable cost

variable cost adalah biaya yang ditimbulkan pada saat proses produksi itu berjalan. semakin besar/banyak produksi, makan variable cost ini akan semakin bertambah.

nah untuk variable cost ini, rata-rata pasti sudah mengerti dan menghitungnya.

variable cost tidak melulu dalam bentuk barang , ada pula yang berbentuk jasa seperti upah jahit, upah sablon, upah antar.

contoh VC kue kering : Mentega, terigu, telur, nanas, gula, tapioka, garam, upah pembuatan dll
contoh VC kaos : bahan kaos, upah potong, upah belanja, upah jahit, upah finishing, benang dll
contoh VC jasa pengetikan komputer : Jasa pengetikan, kertas
contoh VC tukang bakso : Daging, tapioka, garam, lemak sapi, tulang, jasa pembuatan, gas dll

sudah paham kan maksud variable cost ini?

oke kita lanjut ke biaya selanjutnya yaitu Fix Cost

Fix cost ini adalah biaya yang ditimbulkan oleh operasional perusahaan. dan besarnya biaya FC ini tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi atau penjualan yang terjadi dan dibayarkan secara periodik.

contoh FC kue kering : Gaji tukang bersih-bersih, gas, listrik, pulsa, internet, air, gaji owner, cicilan mobil, sewa dll
contoh FC kaos : uang makan pegawai, listrik, gas steam, sewa tempat, sewa gudang dll
contoh FC jasa pengetikan komputer : listrik, internet, uang makan, gaji tetap, dll

ayo kita ke contoh kasus aja yuk.

sample cukup satu aja, yaitu pembuatan kaos yah.

VC :

  • Bahan kaos 20S seharga 100rb perkilo. 1 kilo jadi 4 baju. jadi 1 baju harga modal bahan 25rb.
  • sablon kaos satu pcs 5rb
  • ongkos jahit 3500 per pcs.
  • plastik paking dan finishing 2000

FC :

  • benang jahit perbulan sebesar 200rb
  • listrik perbulan 150rb
  • uang makan pegawai 600rb
  • biaya internet dan pulsa 150rb
  • gaji owner 2jt perbulan
  • sewa rumah 1jt perbulan
  • uang bensin perbulan 150rb

kapasitas produksi per bulan adalah 1000 kaos. dengan tenaga penjahit 1 orang.

besar Total FC : 200rb+150rb+600rb+150rb+2jt+1jt+150rb=4250rb

FC per kaos adalah 4,25jt/1000= Rp 4250,-

jadi HPP kasar adalah Rp25000+5000+3500+2000+4250 = Rp 44.000,-

kenapa masih kasar, karena HPP yang sebenarnya masih ada komponen lagi yaitu faktor kesalahan.

dalam produksi pasti pernah terkena reject atau kesalahan. meskipun sesempurna apapun sistemnya. baik kesalahan yang terjadi di ruang produksi kita maupun yang terjadi di luar ruang produksi kita.

contohnya

reject sablon, jahitan tidak rapih, kain sobek, kena oli, kena hujan pas pengiriman dan lainnya.

bagaimana cara menghitungnya? untuk produksi biasanya dikasih standart 2%

atau bisa menghitung rata2 reject seperti biasa. misalkan dari 1000pcs baju. ada 10 yang reject. jadi sekitar 1%.

kita menghitung saja sekitar 2%. jadi total HPP Rp 44.880,-

 

nah bagaimana menurunkan HPP?

ada beberapa metode, apakah mengurangi di VC atau FC?

mengurangi VC : memakai bahan yang sama dengan harga lebih murah, yaitu membeli dari suplier yang lebih besar, mengurangi ongkos jahit dengan mencari penjahit baru, memperbaiki sistem potong, sehingga bahan yang terbuang bisa dikurangi. dll.

mengurangi FC : mengurangi gaji owner, mengurangi uang makan, menghemat pulsa dan listrik, mencari sewa tempat yang lebih murah, menambah jumlah produksi perbulan.